SELAMAT DATANG di Dunia Penuh Keindahan Budaya

SELAMAT DATANG di Dunia Penuh Keindahan Budaya

Jumat, 28 Januari 2011

Bupati Sergai Lantik 64 Pejabat Eselon IV


Lantik Pejabat (1).jpg
Sei Rampah,Skala
Sebanyak 64 pejabat eselon IV  dilantik oleh Bupati Sergai yang diwakili oleh Sekdakab Drs. H. haris Fadillah, M. Si, Jum’at (28/1) di aula Sultan Serdang, untuk memenuhi tuntutan tugas dan mengisi kekosongan jabatan di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Serdang Bedagai (Sergai).
Para pejabat eselon IV yang dilantik itu ditempatkan di beberapa SKPD dan Kecamatan serta Kelurahan diantaranya Muhammad Fahmi, S.STP menjadi Lurah Pekan Dolok Masihul, Mottaqien Hasrimy, S.STP., M.Si menjadi Pj. Lurah Batang Terap Kecamatan Perbaungan, Ny. Meliyati Meliala menjadi Pj. Kasubbag Perawatan & Pemeliharaan pada Bagian Umum dan Perlengkapan Setdakab Sergai.
Muhammad Kennedy, S.IP menjadi Kasie Pemerintahan Kelurahan Melati I Kecamatan Perbaungan, Romian Parulian Siagian, S.STP Kasubbag Pelayanan Umum Kantor Camat Tanjung Beringin, RO. Sintong Jeita SM, S.STP Pj. Sekretaris Lurah Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan, Erfin Fahrurrazi, S.STP menjadi Pj. Sekretaris Lurah Batang Terap Kecamatan Perbaungan, Wira Gusni Simanjuntak, S.STP Pj. Kasie Pelayanan Umum Kelurahan Melati I Kecamatan Perbaungan.
Dari unsur Dinas Kesehatan dr. Roma Dame Uli Pasaribu sebelumnya Kepala Puskesmas Pangkalan Budiman Sei Rampah diangkat menjadi Kepala Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi, drg. Rina Manurung Kepala Puskesmas Pangkalan Budiman Sei Rampah, dr. Riama Susanti Marpaung Kepala Puskesmas Kecamatan Silinda, dr. Merry Kristiani Ginting menjadi Kepala Puskesmas Desa Pon Kecamatan Sei Bamban sebelumnya sebagai Kepala Puskesmas Silinda.
Selanjutnya dr. Tety Grace Marpaung menjadi Kepala Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan, dr. Erna Ningsih Kepala Puskesmas Sei Rampah, dr. Suzi Khairi Kepala Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin, drg. Mayang Sari Kepala Puskesmas Tebing Syahbandar, dr. Jauhari Wijaya Kepala Puskesmas Kotarih dan dr. Aida Ferridani Simarmata menjadi Pj. Kepala Puskesmas Kecamatan Sipispis.
Bupati Sergai Ir. H.T. Erry Nuradi, M.Si pada pelantikan pejabat eselon IV itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekdakab Drs. H. Haris Fadillah, M.Si mengatakan bahwa mutasi, promosi dan rotasi pejabat struktural bagi pegawai negeri sipil merupakan hal yang lumrah dalam peralihan tugas dan tanggungjawab.
Dalam mewujudkan pelayanan pembangunan yang lebih maksimal kepada masyarakat dan untuk peningkatan kinerja maupun pengembangan karier pegawai negeri sipil, maka pengangkatan dan pelantikan pejabat struktural harus dapat diterjemahkan lebih bijak sebagai amanah dan tanggungjawab bagi setiap pegawai negeri sipil.
Pengangkatan setiap pegawai negeri sipil untuk menduduki jabatan tertentu dinilai berdasarkan syarat dan prestasinya serta kecakapan, khusus dalam mengemban tugas yang dibebankan serta dituntut mampu meningkatkan kapasitas, integritas, kompetensi, loyalitas dan komitmen terhadap unit kerja masing-masing dan memiliki PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela), kata Bupati.Erry Nuradi, (jo)
Teks Photo :
LANTIK PEJABAT : Bupati Sergai Ir. H.T. Erry Nuradi, M.Si diwakili Sekdakab Drs. H. Haris Fadillah, M.Si melantik 64 pejabatan struktural eselon IV di aula Sultan Serdang kompleks kantor Bupati di Sei Rampah, Jumat (28/1). Photo : Zuhari

Bupati Sergai Lantik 64 Pejabat Eselon IV


  Foto: TANDA JABATAN Bupati Sergai H T Erry Nuradi diwakili Sekdakab H Haris Fadillah menyematkan tanda jabatan Lurah Batang Terap Perbaungan kepada Mottaqien Hasrimy dan Lurah Pekan Dolok Masihul kepada Muhammad Fahmi, di aula Sultan Serdang kompleks kantor Bupati di Sei Rampah, Jumat (28/1).
Sejak dilantik menjadi Bupati Serdang Bedagai (Sergai) periode kedua pada Agustus lalu, akhirnya H T Erry Nuradi mulai menyusun kembali komposisi pejabat pendukung program dan visi-misinya. Bupati melantik 64 pejabat eselon IV melalui Sekdakab H Haris Fadillah di aula Sultan Serdang, kompleks kantor Bupati Sergai, di Sei Rampah, Jumat (28/1).
Para pejabat eselon IV yang dilantik itu ditempatkan di beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan kecamatan serta kelurahan, di antaranya Muhammad Fahmi menjadi Lurah Pekan Dolok Masihul, Mottaqien Hasrimy menjadi Pj Lurah Batang Terap Kecamatan Perbaungan, Ny Meliyati Meliala menjadi Pj Kasubbag Perawatan & Pemeliharaan pada Bagian Umum dan Perlengkapan Setdakab Sergai.

Kemudian, Muhammad Kennedy menjadi Kasie Pemerintahan Kelurahan Melati I Kecamatan Perbaungan, Romian Parulian Siagian Kasubbag Pelayanan Umum Kantor Camat Tanjung Beringin, R O Sintong Jeita Pj Sekretaris Lurah Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan, Erfin Fahrurrazi menjadi Pj Sekretaris Lurah Batang Terap Kecamatan Perbaungan, Wira Gusni Simanjuntak Pj Kasie Pelayanan Umum Kelurahan Melati I Kecamatan Perbaungan.

Dari unsur Dinas Kesehatan dr Roma Dame Uli Pasaribu sebelumnya Kepala Puskesmas Pangkalan Budiman Sei Rampah diangkat menjadi Kepala Puskesmas Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi, drg Rina Manurung Kepala Puskesmas Pangkalan Budiman Sei Rampah, dr Riama Susanti Marpaung Kepala Puskesmas Kecamatan Silinda, dr Merry Kristiani Ginting menjadi Kepala Puskesmas Desa Pon Kecamatan Sei Bamban sebelumnya sebagai Kepala Puskesmas Silinda.

Bupati Sergai H T Erry Nuradi pada pelantikan pejabat eselon IV itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekdakab H Haris Fadillah, mengatakan bahwa mutasi, promosi dan rotasi pejabat struktural bagi pegawai negeri sipil merupakan hal yang lumrah dalam peralihan tugas dan tanggungjawab.

"Pengangkatan setiap pegawai negeri sipil (PNS) untuk menduduki jabatan tertentu dinilai berdasarkan syarat dan prestasinya serta kecakapan khusus dalam mengemban tugas yang dibebankan. Serta dituntut mampu meningkatkan kapasitas, integritas, kompetensi, loyalitas dan komitmen terhadap unit kerja masing-masing dan memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela (PDLT)," kata bupati.

Diingatkan, para pejabat eselon IV yang merupakan ujung tombak dan sebagai perancang maupun pelaksana awal dari kegiatan organisasi, dituntut agar dapat memanfaatkan kemampuannya melaksanakan langkah-langkah yang bersifat strategis dalam membawa perubahan. Karena tantangan tugas ke depan semakin besar dan kompleks.

Pada pelantikan yang juga dihadiri para Asisten, Staf Ahli Bupati dan Kepala SKPD itu, bupati meminta kepada seluruh pejabat yang dilantik mampu menjadi barisan terdepan dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat. "Kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan pemerintah jangan disia-siakan, karena apabila mampu mengemban amanah dengan baik, maka tidak tertutup kemungkinan dipertimbangkan kembali untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar," tegas Erry Nuradi.

Rabu, 26 Januari 2011

RUMAH ADAT SUNDA
Add caption
 
RUMAH sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia. Selain tempat berteduh, rumah pun dijadikan tempat bersosialisasi seluruh anggota keluarga. Selain menjadi bagian terpenting bagi kehidupan, bentuk dan gaya pun sengaja dibuat untuk menambah keindahan. Bahkan dijadikan identitas suatu suku atau komunitas di suatu tempat.

Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, tentunya mempunyai bentuk dan nama rumah adat sendiri. Masing-masing rumah adat mempunyai fungsi dan manfaat yang hampir sama, yaitu sebagai tempat tinggal, namun ada pula yang dijadikan tempat keramat.

Bahan bangunan yang digunakan untuk membuat rumah adat, baik di Jawa Barat maupun di daerah lainnya, umumnya terdiri atas bahan alami, seperti kayu, bambu, ijuk, daun kepala, sirap, batu maupun tanah. Selain itu, bangunan rumah adat pun biasanya jarang langsung menempel ke tanah (berlantai tanah), kecuali rumah adat di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, maupun Papua. Sedangkan di daerah lainnya di Indonesia, termasuk rumah adat di Jawa Barat, biasanya dibangun berbentuk panggung. Hal ini untuk sirkulasi angin, juga menghindari binatang (binatang buas maupun melata).






Khusus di tanah Parahyangan, rumah adat biasanya dibangun di atas tanah sekitar 40-60 cm dengan menggunakan batu. Biasanya dilengkapi golodog berupa tangga dan teras depan. Sedangkan bentuk atap atau suhunan sangat bergantung letak geografis di mana rumah itu dibangun.

Bentuk suhunan rumah Sunda sangat disesuaikan dengan keadaan alam serta kebutuhan masyarakat urang Sunda. Di tanah Parahyangan banyak bentuk gaya rumah, yang umumnya diperlihatkan dari bentuk atapnya (suhunan atau hateup). Ada beberapa susuhunan yang dikenal masyarakat Sunda, seperti suhunan jolopong atau regol, suhunan tago/jogog anjing, suhunan badak heuay, suhunan perahu kumureb/nangkub, suhunan capit gunting, suhunan julang ngapak, suhunan buka palayu, dan buka pongpok.

Suhunan jolopong (pelana), merupakan bentuk rumah yang atapnya memanjang. Atap rumah jolopong ini biasa juga disebut suhunan panjang, gagajahan, dan regol. Sedangkan atap rumah jogog atau tagog anjing, bentuknya seperti anjing yang sedang duduk. Bagian depan mirip mulut anjing, menjulur menutupi teras rumah (ngiuhan emper imah).

Atap rumah bentuk badak heuay, biasanya bentuk atapnya mirip bentuk atap rumah tagog anjing, tapi di bagian atas suhunan-nya ada tambahan atau atap belakang dan depan yang menyerupai badak menguap.

Atap rumah parahu kumureb/nangkub, yakni potongan bentuk atap yang mirip perahu terbalik (lihat gunung tangkubanperahu). Di daerah Tomo, Kab. Sumedang, bentuk rumah seperti ini disebut juga jubleg nangkub. Sedangkan atap rumah bentuk capit gunting, yakni atap rumah yang setiap ujungnya dihiasi kayu mirip gunting yang siap nyapit. Bentuk ini sering juga disebut srigunting. Sementara atap julang ngapak, dilihat dari depan, suhunan kiri kanannya mirip sayap burung yang terentang. Sedangkan julang-suhunanna sebanyak empat penjuru menyambung dari sisi turun ke bawah. Sambungan bagian tengah menggunakan tambahan mirip gunting muka di bagian puncaknya. Julang ngapak bentuknya mirip burung yang sedang terbang.

Atap rumah bentuk buka palayu, yakni atap rumah yang suhunan-nya mirip suhunan rumah adat Betawi dan di bagian depannya ada teras yang panjang. Sedangkan buka pongpok, bentuknya mirip buka palayu, namun bagian pintunya diubah dan diarahkan langsung ke bagian jalan.

Sangat jarang

Namun sayang bentuk dan gaya rumah adat Sunda ini sudah sangat jarang ditemui, khususnya di daerah perkotaan yang sudah ganti dengan nama dan gaya dari Barat. Tentunya hal ini bukan tanpa alasan. Kemajuan zaman dan adanya serangan budaya dari bangsa lain, membuat banyak bentuk rumah orang Sunda lebih bergaya modern.

Padahal masyarakat Sunda baheula, membuat gaya dan nama suhunan ini bukan sembarang. Selain itu fungsi dan namanya pun mempunyai arti masing-masing. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sakurilingna. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antartiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa. Sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kepala atau duan rumia. Sangat jarang menggunakan genting.

Beruntung keberadaan kampung adat maupun kampung budaya di Jawa Barat sangat menolong eksistensi bentuk dan gaya suhunan rumah adat Sunda. Bukan hanya nama-nama suhunan rumah yang dipertahankan, tetapi bentuknya pun dipertahankan dan dikembangkan sesuai bentuk aslinya.

Dalam komunitas masyarakat adat urang Sunda, banyak bangunan yang pemakaiannya umum, seperti gedung, yakni rumah yang besar dan kuat. Biasanya menggunakan bahan bangunan yang ditembok.

Joglo, yakni sebuah rumah kecil dan sederhana (terbuat dari tembok dan kayu). Bale kambang, yakni rumah-rumahan dangau, dibangun di atas kolam. Poporogok, yakni rumah berbentuk dangau kecil tapi lumayan. Pakuwon, yakni pekarangan rumah milik sendiri. Ranggon, yakni dangau yang sangat tinggi kolongnya dan dibangun di atas pohon yang tinggi. Regol, yakni bangunan yang mempunyai daun pintu lebar dan saung, yakni dangau kecil yang dibangun di tengah sawah atau ladang tanpa menggunakan dinding, fungsinya untuk istirahat petani.

Babancong, yakni sebuah bangunan kecil di sisi alun-alun (dulu), berbentuk panggung untuk para pejabat. Balandongan, yakni bangunan rumah sementara untuk menerima tamu ketika ada hajatan maupun hiburan. Bale desa, yakni kantor pamong desa. Bale kota, yakni kantor wali kota atau bupati. Bale watangan, yakni gedung pengadilan. Gedong songko, yakni rumah bupati baheula. Kadaton atau keraton, pendopo, yakni teras luas di bagian depan gedung kewedanaan atau balai kota. Kaputren atau kaputran, yakni rumah dan bangunan untuk putri raja. Benteng, yakni bangunan kuat yang dijadikan benteng pertahanan. Jongko, yakni warung untuk berjualan dan lain-lain. Semua jenis bangunan dan nama bangunan tersebut, saat ini sudah tidak digunakan lagi karena tergerus oleh zaman. (kiki kurnia/"GM"/berbagai sumber)**

Pernikahan Adat Sunda

pernikahan adat sundaPernikahan Adat Sunda rangkaian acaranya di mulai dari pembicaraan orang tua dari pihak kedua mempelai sampai acara yang dinamakan: muka panto (buka pintu). Bagi banyak orang Sunda, tahap-tahap proses adat pernikahan wajib dilakukan. berbagai proses acara pernikahan khas Sunda sebelum dan sesudah pernikahan adalah sebagai berikut:

Download buku acara pernikahan adat sunda GRATIS.
Pertama, tahap Nendeun Omong. Tahap ini adalah pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya jadi utusan pihak pria yang punya rencana mempersunting seorang gadis sunda. Orang tua atau sang utusan datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang gadis akan dilamar. Sebelumnya memang orang tua masing-masing sudah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau laki-laki dan perempuannya sudah sepakat untuk ‘mengikat janji’ dalam suatu ikatan pernikahan, maka selanjutnya orang tua pria datang sendiri atau menyuruh orang ke rumah sang gadis untuk menyampaikan niat. Intinya, neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang menginginkan sang gadis agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau utusan memerlukan kepandaian berbicara dan berbahasa, penuh keramahan.

Kedua, tahap Lamaran. Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip dengan yang pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun sebagai simbol pengikat (pameungkeut), bisa berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin perempuannya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Ketiga, tahap Tunangan. Tahap ini adalah prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
Keempat, tahap Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Kelima, tahap Ngeuyeuk seureuh (opsional, jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah). Tahap ini dilakukan sebagai berikut:

1. Dipimpin Pengeuyeuk.
2. Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
6. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
7. Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
8. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Keenam, tahap Membuat Lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan.

Ketujuh, tahap Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang keluarga.
Kedepalan, tahap Upacara Prosesi Pernikahan:

1. Penjemputan calon pengantin pria , oleh utusan dari pihak wanita
2. Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
3. Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
4. Sungkeman,
5. Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
6. Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
7. Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
8. Nincak endog (menginjak telur), pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
9. Muka Panto (buka pintu). Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.

Senin, 24 Januari 2011

Alat Musik Klasik Melayu

SEDIKIT pengetahuan, lagu Pop Melayu dengan lagu Melayu tradisional sedikit agak berbeda. Selain irama dan penggunaan lirik, hal yang paling kontras terlihat adalah instrumen, alat musik yang digunakan lagu melayu.

Pop Melayu modern yang dibawakan band-band kawakan tanah air saat ini menggunakan alat musik yang modern seperti drum, gitar listrik, keyboard dan lain-lain. Namun lagu Melayu menggunakan instrumen, alat musik tradisional tersendiri pula.
Alat musik, instrumen menjadi pengiring lagu Melayu tradisional di antaranya adalah Gambus Selodang dan Marwas.




Gambus zapin Melayu ini adalah instrumen, alat musik menyerupai ud (oud) di Timur Tengah berbentuk seludang kelapa yang dibuat dari batang nangka. Pada tengah-tengah resonator-nya ditutup dengan kulit sapi, kerbau atau kulit kambing yang sudah diraut tipis. Sementara itu Marwas, atau disebut juga dengan meruas, merwas, adalah alat-musik jenis gendang yang sangat berfungsi dan berarti sebagai pengatur tempo atau rentak.

Alat-Musik-Melayu-MarwasDilihat dari instrumen musik yang digunakan maka jelaslah membuat kedua aliran musik ini berbeda. Lagu Melayu tradisional lembut mendayu-dayu hampir menyerupai dangdut.

Sementara Pop Melayu modern yang lebih dekat kepada Pop alternatif cenderung keras namun masih menyisakan melodi dan dayuan di setiap liriknya, dan yang penting “cekokan” Pop Melayu sangat berbeda dengan Pop alternatif. So, bisa membedakan bukan?

Karya Sastra Melayu Klasik



Sastra Melayu Klasik sudah eksis di tanah air sejak abad ke-16 Masehi. Semenjak itu hingga sekarang gaya bahasanya tak banyak mengalami perubahan.

Naskah pertama yang tertulis dalam bahasa Melayu klasik berupa sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III di Portugal berangka tahun 1521 Masehi.

Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik

Karya Sastra Melayu Klasik - Gurindam Dua Belas
Kumpulan gurindam karya Raja Ali Haji, Kepulauan Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas sebab berisi 12 masalah, diantaranya tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Karya Sastra Melayu Klasik - Hikayat
Salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Baca Hikayat Hang Tuah.

Karya Sastra Melayu Klasik - Karmina
Populer disebut pantun kilat adalah pantun dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua langsung isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya dipakai untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
- Contoh:
"Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula"

Karya Sastra Melayu Klasik - Pantun
Serupa puisi 4 baris, berciri sajak a-b-a-b attau a-a-a-a. Dua baris awal merupakan sampiran, umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris ujung bagian isi, sebagai tujuan pantun.
- Contoh:
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Karya Sastra Melayu Klasik - Seloka
Merupakan bentuk puisi Karya Sastra Melayu Klasik, berisi pepetah ataupun perumpamaan mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Lumrahnya ditulis empat baris menggunakan bentuk pantun atau syair, kadang kala bisa juga ditemukan pada seloka yang ditulis lebih dari empat-baris.
- Misal:
Anak pak dolah makan lepat
makan lepat sambil melompat
nak hantar kad raya dah tak sempat
pakai sms pun ok wat ?

Karya Sastra Melayu Klasik - Syair
Bagian puisi atau karangan dalam bentuk terikat, mengutamakan irama sajak. Biasanya berbentuk 4 baris, bernada aaaa, keempat baris itu mengandung makna penyair.

Karya Sastra Melayu Klasik - Talibun
Sejenis puisi lama seperti pantun sebaba memiliki sampiran dan isi, tapi lebih dari 4-baris (bisa 6-20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, seterusnya.
- Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu

---------------
Contoh Sastra Melayu Klasik
Contoh Karya Sastra Melayu Klasik: berbagai sumber

kekompakan anak bangsa di BPMPD Serdang Bedagai (Sabtu, 8 Januari 2011)

 suasana pembukaan 

 awasss..hanyuutt..

 met ultah perkawinan ya boss..^^

 games..gamess..!!

nasi bungkus kemesraan..:)

Minggu, 23 Januari 2011

NGE-BLOG euyyy..

ternyata, ada dunia baru (sebenarnya udah lama, basii kaleee..^^) yang baru aQ kenal, yaitu dunia BLOG..
en, kayaknya dunia ni asik banget buat nuangin segala macam ide, pikiran, en semua hal melenceng yang mudah2an positif dan berguna bagi semua orang..

wassalam